Sebagai seorang yang telah menerima Islam (QS Az Zumar, 39 : 22) seharusnya telah memahami petunjuk dan langkah-langkah yang harus dihayati serta diamalkan, sebagaimana difirmankan Allah SWT di dalam Surah Ar Rum, 3 : 43 - 44, yang artinya sebagai berikut :
”Maka hadapkanlah wajahmu kepada Ad Din yang lurus sebelum datang dari Allah suatu hari tiada dapat menolak baginya, (sedangkan) pada hari itu mereka akan terpisah-pisah;
“Barangsiapa kafir maka atas dirinyalah kekafiran itu, dan barangsiapa beramal shalih, maka untuk diri mereka sendiri, (maka berarti) mereka menyiapkan (tempat kebehagiaan yang dijanjikan Allah).”
Analisis Ringkas
Ayat-ayat di atas memberikan pengertian, antara lain :
1. Dalam kehidupan dunia yang fana ini, sebagai hamba Allah SWT yang telah menerima nur Islam, dituntut di dalam pelaksanaannya secara ikhlash dan penuh kecenderungan terhadap segala aturan-Nya (QS Al Bayyinah, 98 : 5), sehingga dapat dan mampu memotivasi diri dalam pelaksanaan selanjutnya, yaitu sebagai muslim yang berkualitas (QS Az Zumar, 39 : 11 - 13);
2. Dalam diri pribadi dituntut ketaatan agar tidak terjerumus ke dalam tipu daya gemerlapan duniawiah dan tipudaya dari pengaruh manusia yang tidak bertanggung-jawab, yang dalam istilah sekarang disebut dengan kaum humanisme sekuler (QS Luqman, 31 : 33);
3. Pada hari pertemuan dengan Allah SWT, masing-masing pribadi akan bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri, dan tidak mungkin akan memikulkan beban dosanya kepada orang lain (QS An Najm, 53 : 38 - 39).
Maka inilah yang disebut proses pengabdian selama hidup dalam dunia. Untuk itu diperlukan kemampuan dalam pengendalian waktu semasa hidup, guna mencapai kesempurnaan dalam pengabdian, sesuai dengan keterbatasan masing-masing berdasarkan ketetapan Allah SWT (QS Al Hijr, 15 : 99).
Pembahasan
Bahwa sesungguhnya Hari Pembalasan di hadapan Allah SWT kelak masing-masing pribadi akan dihadapkan saksi-saksi yang ada dalam diri masing-masing, dan dengan izin Allah akan melaporkan seluruh amaliahnya secara sempurna, antara lain yaitu :
1. Diterangkan di dalam Surah Fushilat, 41 : 22, yang artinya sebagai berikut :
”Dan tiadalah keadaan kamu dapat bersembunyi, bahwa akan menyaksikan atas kamu pendengaran, dan penglihatan kamu dan kulit-kulit kamu, tetapi kamu telah mengira bahwa Allah tidak tahu kepada kebanyakan yang kamu kerjakan.”
2. Bahkan, kaum intelektualisme hanya berpatokan dengan kaidah ilmiah, kemudian memperolok-olok kebenaran dari Allah SWT karena kebanggaannya dengan ilmunya (QS Al Mukmin, 40, 83), dan memecah-belah Islam serta membanggakan kelompoknya/sosiosentrisme (QS Al Mukminun, 23 : 53), kemudian merasa benar dalam langkah kerjanya tanpa dasar tuntunan (QS Al Kahfi, 18 : 104).
Dengan demikian maka betapa penting mempersiapkan diri sebelum ajal mendatangi diri.
Mubarki
Gbcm.029008008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar