Selasa, 09 Desember 2008

FAKTOR KEJIWAAN (KAJIAN AHAD 23 NOPEMBER 2008)


Petunjuk al Qur-an
Pada umumnya ummat Islam telah mengerti dan memahami, bahwa Al Qur-an itu penyempurna dari seluruh Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah terdahulu (QS Al Baqarah, 2 : 106), dan itu berarti sebagai petunjuk yang final (QS Al An’am, 6 : 153). Tetapi secara fakta, dalam menerima kebenaran Al Qur-an tersebut sebahagian besar masih terpengaruh oleh kebanyakan orang, sebagaimana diterangkan di dalam Surah Al Isra’, 17 : 89, yaitu artinya :

“Dan sungguh pasti Kami ulang-ulang untuk manusia dalam ASl Qur-an ini tiap-tiap matsal, maka (dalam kenyataan bukan hanya) merasa enggan pada kebanyakan manusia, melainkan (bahkan) ingkar.”

Maksud ayat tersebut bertujuan untuk memberikan bukti tentang keberadaan Hidayah, bahwa sesungguhnya mutlak sebagai hak absolut Allah SWT (QS Yunus, 10 : 100), sedangkan sistem pengulangan dengan menunjuk berbagai matsal, (Az Zumar, 39 : 27-28) merupakan dorongan untuk melakukan tadabbur (QS Muhammad, 47 : 24). Maka dengan hal tersebut akan dapat dipahami tentang keberadaan “faktor psikologis” atau dalam istilah lain disebut faktor kejiwaan.

Pembahasan
Bahwa sesungguhnya manusia dalam perjalanan hidupnya diberi kewenangan penuh untuk menentukan dirinya sendiri (QS Fishilat, 41 : 40; Hadits Shahih Riwayat Ahmad dalam “Majma’uz Zawa’id).
mubarki
gbcm 0908028

Senin, 01 Desember 2008

MEMAHAMI PETUNJUK (KAJIAN AHAD, 16 NOPEMBER 2008)

Dalil Panduan
Dengan memperhatikan dan mencermati terhadap petunjuk Al Qur-an surah Al Isra, 17 : 105, yaitu :

Artinya : “Dan (ketahuilah bahwa) dengan yang sebenarnya Kami telah turunkan (Al Qur-an itu), dan dengan membawa Kebenaran ia (Al Qur-an) itu, dan tiadalah Kami utus engkau(Muhammad) melain kan sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pengancam.”


Bahwa muatan ayat tersebut menuntut :
a. Kepahaman terhadap keberadaan dan kedudukan Al Qur-an
Bahwa ia adalah “Kalamullah” sebagai pembenaran dan penyempurna daripada Kitab-Kitab terdahulu (QS Al Baqaraha, 2 : 106), yang ditetapkan-Nya sebagai “sumber dan pedoman” (QS Ali Imran, 3 : 138), dan sebagai jalan mutlak (QS Al An’am, 6 : 153).


b. Kepahaman terhadap perutusan Muhammad sebagai penutup dari seluruh nabi (QS Al Ahzab, 33 : 40), adalah sebagai kunci bagi memperoleh cinta dan ampunan Allah (QS ali Imran, 3 : 31).


Dengan yang tersebut akan merupakan isyarat untuk diwas padai,yaitu berupa berbagai tindakan pemurtadan (QS Al Baqarah, 2 : 109), dan berbagai upaya untuk mengganggu konsentrasi umat Islam terhadap Al Qur-an (QS Fushila, 41 : 26). Kemudian akan bermunculan manusia-manusia zandaqoh dengan sikap ambivalensinya berupaya merusak citra Islam dan berupaya menghambat perjalanan para muttabi’ Rasulullah saw (QS An Nisa', 4 : 91). Karena ketetapan Allah yang pasti terhadap keberadaan sosok Muhammad Rasulullah (QS Al Hujurat, 49 : 7).

Pembahasan
Sesungguhnya keterangan secara terurai berdasarkan keterka itan ayat sebelum dan seudahnya, maka dapat dipaham secara cukup jelas, karena keberadaan rincian petunjuknya antara lain sebagai berikut :

01. Bagi yang mau bertadabbur,maka secara pasti al Qur-an akan memandu kepada kesempurnaan taqwa secara baik dan benar (QS Az Zumar, 39 : 27-28);

02. Ketetapan Allah terhadap Al Qur-an sebagai ”sumber” adalah merupakan titik tolak yang pasti bagi pembangunan Kemanusiaan disegala sector kehidupan yang dipelopori oleh hamba-hamba yang bertaqwa (QS Ali Imran, 3 : 138);

03. Al Qur-an sebagai petunjuk pasti bagi hamba yang beriman (QS Az Zumar, 39 : 23), dan secara pasti pula akan ditegakkan Allah sebagai Norma Hukum atas umat manusia (QS Al Jatsiyah, 45 : 20). Maka berarti menempatkan diri kedalam golongan orang-orang yang berjihad dalam urusan Dinullah adalah wajib (QS Al Hajj, 22 : 78);

04. Keberadaan Muhammad saw sebagai Rasul adalah wajib diikuti segala yang menjadi batasan-batasannya (QS Ali Imran, 3 : 31). Karena dengan itu akan memandu dalam melaksanakan berbagao ke wajiban dalam Millah Ibrahim (QS Ali Imran, 3 : 68).

Dengan yang tersebut maka berarti bahwa amanah kerasulan Muhammad saw adalah amanah yang akan mengantar umat Islam memperoleh kesaksian Allah (QS Ali Imran, 3 : 53), sebagai hamba yang bekerja keras menjemput Hari Kejayaan Islam atas umat manusia sampai akhir zaman

mubarki
gbcm.0908028