Kamis, 01 Mei 2008

KEPEDULIAN (KAJIAN AHAD, 27 APRIL 2008)

Petunjuk Al Qur-an

Sebagaimana telah dipahami, bahwa sikap peduli adalah prinsip bagi setiap muslim yang paham tentang Ad Din, karena memang Allah SWT telah menetapkan derajat mukmin itu sebagai “Koiru Ummah” (QS Ali Imran, 3 : 110), yang ditetapkan Allah SWT sebagai “Umat Pilihan-Nya” (QS Al Hajj, 22 : 78). Maka Allah SWT telah menetapkan melalui firman-Nya dalam Surah At Taubah, 9 : 128, yang artinya sebagai berikut :

”Sungguh pasti telah datang kepada kamu sekalian seorang Rasul yang mempunyai rasa berat atasnya, melihat apa yang kamu rasakan tentang kesulitan, dia sangat berkeinginan keselamatan atas kamu, dengan orang-orang mukmin dia itu penyantun lagi penyayang; Maka jika berpaling, maka katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah, tiada sesembahan melainkan Dia. Kepada-Nya aka bertawakal, dan Dia itu Maha Pengatur ‘Arsy yang agung.”

Analisis Ringkas

Berdasarkan kaidah ilmu Tafsir, ayat di atas memberikan pengertian, antara lain :

1. Pada perkataan ”Rasul-lun” adalah menunjukkan sebagai ”isim naqirah” (bersifat umum), yang berarti antara lain :

a. Bahwa keberadaan tiap umat telah Allah turunkan seorang Rasul, sebab itu Allah SWT menetapkan sebagai ”li yutho-’a bi’idznillah” (untuk ditaati dengan izin Allah) (QS An Nisa’, 4 : 64);

b. Dengan berakhirnya utusan Allah atas umat manusia melalui pernyataan-Nya, bahwa Muhammad sebagai ”penutup dari para Nabi” (QS Al Ahzab, 33 : 40), maka berarti mengandung tuntutan bagi setiap mukmin untuk mencari kebenaran melalui proses tadabbur Al Qur-an (QS Muhammad, 47 : 24), maka dengan begitu Allah SWT akan memberikan nur Islam dalam hatinya (QS Az Zumar, 39 : 22);

c. Kebenaran itu adalah hak atas umat manusia, maka dengan begitu ada tuntutan untuk mengikuti jejak Rasulullah saw dalam penyampaian kebenaran, dengan cara yang jelas, terang dan lugas berdasarkan hujjah (QS Yunus, 12 : 108);

2. Selanjutnya adalah penguasaan dalam bidang ”manajemen Al Qur-an”, sehingga dengan begitu akan dapat berkonsentrasi secara baik dan benar, dengan langkah yang terprogram, terarah dan terawasai menuju sasaran yang ditetapkan Allah SWT (QS Al Furqon, 25 : 52);

3. Pada ayat selanjutnya, adalah menggunakan lafadz yng menunjukkan adanya persyaratan psikologis, dengan lafadz ”in syarthiyah”, yaitu faktor kepasrahan diri dan bukan memaksakan kehendak, sesuai dengan ketetapan Allah tentang keberadaan Rasul-Nya (QS An Nur, 24 : 54).

Pembahasan

Dengan analisis di atas, maka petunjuk Allah tersebut memberikan gambaran yang jelas, bahwa dalam upaya membentuk rasa kepedulian, maka yang paling utama adalah mengikuti sifat-sifat Rasul saw (QS Ali Imran, 3 : 31). Oleh karena itu, yang harus menjadi perhatian antara lain :

1. Faktor Niat

Niat harus dilandasi oleh rasa terpanggil (QS Az Zumar, 39 : 11 - 12), yang akan membangun hubungan antarmuslim yang penuh mawaddah fil qurba (cinta kasih dalam rasa kekeluargaan) (QS Asy Syura, 42 : 23);

2. Faktor Intiqod

Dengan intiqod (mawas diri) maka akan dapat mengetahui terhadap proses dan tahapan yang akan dilaksanakan dalam kepentingan Ad Din (QS Al Hasyr, 59 : 18);

3. Faktor Maaliyah dan Nafsiyah

Dimaksudkan adalah kesadaran dalam mengutamakan membelanjakan hartanya dan memacu aktivitas diri untuk membangun sarana bagi kepentingan Dinullah (QS At Taghobun, 64 : 17);

Dengan perbekalan tersebut, berarti akan dapat membantu rasa kepedulian dalam hal keumatan untuk memperoleh kemuliaan dari Allah SWT.

Mubarki

Gbcm.090809

Tidak ada komentar: