Selasa, 14 Oktober 2008

PERIHAL IBLIS (KAJIAN AHAD, 12 OKTOBER 2008)

Petunjuk Dalil Al Qur-an :
Bahwa sebenarnya perihal “Iblis” dengan gaya penampilan yang khas
(QS Al Baqarah, 2 : 34) yang ditetapkan sebagai “penghambat mental” terhadap jin dan manusia. Untuk itu maka Allah telah tetapkan garis besar langkahnya, sebagaimana tersebut di dalam Al Qur-an Surah Al Isra, 17 : 64, yang artinya :

“Dan arahkanlah siapa pun yang engkau mampui daripada mereka dengan suara (rayuan)mu, dan kerahkanlah atas mereka dengan pasukan berkuda kamu dan pasukan jalan kaki, dan satukanlah mereka dalam hal harta dan anak-anak, dan berilah janji palsu kepada mereka, dan tiadalah syaithon itu berjanji kepada mereka melainkan tipu daya.”

Ayat tersebut memberikan gambaran tentang “Pola kerja Iblis” sebagai tim penguji, dalam wujud menejemennya disebut “Jibti”, kemudian dalam sistemnya disebut “Thoghut”, merupakan hasungan dengan langkah pengendalian yang justru secara pasti mengundang kemurkaan Allah SWT
(QS An Nisa, 4 : 51). Inilah fakta terhadap ajaran dogmatik masa kini, dan membuat manusia mengalami proses dehumanisasi.

Pembahasan :
Memahami atas keberadaan Iblis, maka akan dapat mengetahui pula tentang sasaran dan tujuan dari sifat-sifat Iblis yang disebut “Syaithon”, yang berarti musuh kemanusiaan
(QS Yasin, 36 : 60), yang menyarangkan bisikan jahatnya ke dalam nafsu manusia (QS An Nisa’, 4 : 118). Inilah yang akan mengusik nafsu manusia untuk memenuhi kehendak hawanya (QS Al Hajj, 22 : 53).

Dalam peranannya, hal tersebut akan memunculkan dua versi, yaitu :
1. Orang-orang yang telah MENERIMA KUTUKAN;

2. Ketetapan Sunnatullah tentang perjalanan sejarah bangunan Khilafah pada fase I, yang perjalanan awal diproses berdasarkan petunjuk Taurat atas Musa a.s., kemudian berakhir dengan perutusan Isa a.s. dengan wahyu Allah dalam Injil, ”sebagai pembatas”
(QS Az Zukhruf, 43 : 61). Kemudian untuk selanjutnya akan masuk perjalanan fase II, yang diproses dan dipandu oleh Rasulullah saw (QS Ali Imran, 3 : 68) dengan berdasrkan petunjuk wahyu Allah, Al Qur-an, menuju gambaran akhir yaitu Daulah Islam mendunia (QS At Taubah, 9 : 33) dalam bangunan ketetapan Allah, yaitu ”khilafah Muslimin” sampai akhir perjalanan zaman (QS An Nur, 24 : 55);

3. Mengingatkan kepada para Ulama terhadap ”Kepastian kekuasaan Allah”, terhadap sikap angkara murka yang menimbulkan penderitaan umat berkepanjangan, sehingga memunculkan ”jeritan nurani kemanusiaan”
(QS Al Baqarah, 2 : 214). Maka Allah akan bangkitkan pemimpin-pemimpin berkaliber dunia atas izin-Nya, justru dari kalangan umat yang tertindas (QS Al Qoshosh, 28 : 5).

Dengan beberapa keterangan tersebut, membuktikan bahwa Sejarah Rumpun Melayu mempunyai untaian penjelasan yang spesifik, bahwa istilah ”Rumpun Melayu adalah identik dengan Islam:’ dan bahkan Rabithah Alam islami telah pernah memberikan sinyal, bahwa kebangkitan Islam mendunia diharapkan dari Rumpun Melayu.

Oleh karena itu, petunjuk dalil pokok kajian tersebut bermuatan penjabaran makna yang luas, maka harapan dan upaya, dengan melalui proses Mudza-karah ’Ulama Serumpun Melayu, semoga kiranya dibenarkan Allah sebagai langkah awal yang pasti guna menjemput kedatangan Janji Allah.


Mubarki
Gbcm.0908024

Tidak ada komentar: