Rabu, 12 November 2008

PETUNJUK KESELAMATAN (KAJIAN AHAD, 09 NOPEMBER 2008)

Dalam menata perjalanan hidup bagi tiap pribadi, Allah telah memberikan gambaran petunjuk dalam Al Qur-an Surat At Taghobun, 64 : 16, sebagai berikut :

Artinya :
“Maka (lantaran itu) bertakwalah kamu menurut kemampuan kamu,dan dengarkanlah, dan taatilah, dan infaqkanlah (hartamu) secara baik untuk dirimu sendiri. Dan barangsiapa yang terpelihara dari kebakhilan dirinya, maka mereka itu orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan.”
Ayat tersebut dalam mengambil salah satu jurusan, adalah merupakan pembinaan untuk mencapai kesadaran dan kesiapan yang utama, bahwa rumah tangga Muslim adalah merupakan lembaga inti bagi pembangunan masyarakat dunia, karena dilandasi dengan sikap “mawaddah wa rahmah”
(QS Ar Rum, 30 : 21).
Pembahasan
Ayat tersebut merupakan batasan pokok bagi yang telah menerima Nur Islam, dalam keterkaitan dengan perjalanan Muslim dalam memotivasi diri (QS Az Zumar, 39 : 11 - 12). Batasan tersebut meliputi sebagai berikut :

a. Perintah “Taqwa kepada Allah”
Dengan perintah langsung, dan diikuti kalimat ”mastatho’ tum”, maka berarti menuntut kemampuan pribadi dalam hal karakter dan sistem (QS Ali Imran, 3 : 102). Kemudian menuntut kepeduliannya terhadap masalah keumatan (QS Ali Imran, 3 : 110), dan tanggung jawab generasi
(QS An Nisa’, 4 : 9).
b. Perintah “Isma’u”
Adalah kesadaran membuka hatinya terhadap wasiat Kebenaran dan Keteguhan hati dalam Islam (QS Al ’Ashr, 103 : 3), agar tidak kotor hati serta mudah menerima bisikan syaithon (QS Al Hajj, 22 : 53), dan tidak mengabaikan Kebenaran Islam supaya jangan menjadi sahabat syaithon (QS Az Zukhruf, 43 : 36).

c. Perintah “Athi’u”
Adalah berkaitan erat dengan masalah “aktivitas majlis Ilmu secara langsung” (QS Az Zumar, 39 : 18) dan “tak lansung dalam bentuk bertanya tentang dalil yang menjadi hujjah” (QS Luqman, 31 : 14). Karena ketaatan itu hanya diterima Allah selama dilandasi oleh “Kebersihan Islam sebagai Di-nullah” (QS Az Zumar, 39 : 3), kemudian berlanjut dengan “Kalimah Thoyyibah dan ‘amal shalih” (QS Fathir, 35 : 10).

d. Perintah “infaq”
Adalah merupakan bukti dari rasa tanggung jawab terhadap perjalanan Islam menuju Janji Allah (QS At Taubah, 9 : 33; Hadits Shahih Riwayat Muslim), sehingga dengan itu akan senantiasa melaksanakan “infaq dengan hartanya” untuk menjadi bukti tentang keberadaan ruhul jihad dalam diri-Nya (QS Al Baqarah, 2 : 261).

Kesemuanya tersebut secara pasti merupakan petunjuk keselamatan bagi tiap pribadi yang benar-benar mendamba kan keredlaan Allah disisi-Nya (QS Al Lail, 92 : 19-21).

mubarki
gbcm.0908027

Senin, 03 November 2008

PANDUAN AL QUR-AN DI DALAM MENUJU DAULAH ISLAM DUNIA (KAJIAN AHAD, 02 NOPEMBER 2008)

Petunjuk Dalil Al Qur-an :

Di dalam kita memahami manusia sebagai makhluk sosial (QS An Nisa’, 4 : 1) untuk dapat berinteraksi secara positif bagi memelihara nilai kemanusiaan (QS Al Hujurat, 49 : 13),Allah SWT telah dipandukan suatu gambaran pedoman kebenaran, sebagaimana diterangkan di dalam Al Qur-an Surah Al Baqarah, 2 : 208, yang artinya :


“Wahai Rasul! Sampaikanlah segala apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb kamu. Dan jika kamu kerjakan, maka (berarti) tiadalah kamu menyampaikan risalah-Nya, dan Allah itu memelihara kamu dari (berbagai gangguan yang direncanakan oleh) manusia. Sesungguhnya Allah itu tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang sama kafir.”


Pengkajian Ayat :

Apabila petunjuk dari ayat tersebut ditelaah secara seksama maka dapat diambil beberapa pengertian, antara lain :

1. Pernyataan Allah langsung kepada Rasul-Nya.

Merupakan petunjuk mutlak bagi umatnya tentang keberadaan Rasulullah, yaitu sebagai sosok petunjuk pelaksana strategi dari Allah, maka dengan pengenalannya itu menjadi wajib dijadikan pedoman oleh umatnya (QS An Nisa’, 4 : 64 - 65);


2. Tentang tekanan pada kalimat ”risa-latahu”.

Memberikan hukum mutlak tentang keberadaan Al Qur-an (QS Al An’am, 6 : 153), Karena Al Qur-an adalah penyempurna dari seluruh risalah Allah SWT atas para Rasul-Nya (QS Al Baqarah, 2 : 106);


3. Kalimat ”Wallahu ya’shimuka minannasi”, maka di dalamnya tersirat bentuk isyarat yang ditujukan kepada para pemegang amanah para Rasul, yaitu Al ’Ulama (QS Fathir,35 : 28).


4. Secara umum petunjuk ayat tersebut di dalam keterkaitan denan ayat sebelum dan sesudahnya, adalah merupakan petunjuk tentang ”solusi dalam perbaikan umat manusia yang telah terkondisi oleh pola dan program Ahli Kitab”, bahwa awal kerusakan Yahudi dan Nashara adalah di tangan ”para pendeta” (”Al ’Ulama”) (QS At Taubah, 9 : 34). Berarti solusi perbaikannya adalah terletak kepada kesadaran ”para ’Ulama” yang menjadi pusat pandang umat sebagai ”Al Arif”/”Al Khowasy” (QS An Nur, 24 : 37).


Seperti apa yang tersebut di atas maka jelas bahwa peran ’Ulama dituntut kebersamaannya untuk mengangkat Al Qur-an sebagai norma hukum atas umat manusia (QS Al Jatsiyah, 45 : 20) menuju janji Allah SWT, yaitu tegak Daulah Islam Dunia, sebagaimana telah diterangkan oleh Rasulullah saw dalam menjelaskan kedudukan ayat (QS At Taubah, 9 : 33).


Pembahasan :

Bahwa sesungguhnya petunjuk Allah SWT dan Panduan Rasulullah saw sudah cukup jelas, maka berarti ”getaran suara hati nurani umat manusia sedunia telah menjadi satu nada, yaitu suara rindu”, terhadap bangunan Khilafah dan Imamah berdasarkan ketetapan-Nya yang akan dijadikan-Nya sebagai suatu hal yang mengawali perjalanan bagi perubahan dunia secara total sampai akhir zaman.


Dengan demikian berarti bagi perjalanan ’Ulama, antara lain :

1. Perihal terjadi firqoh-firqoh.

Dalam Islam adalah bukan merupakan kendala, sebab hal tersebut telah diisyaratkan Allah terhadap Rasul-Nya (QS Al An’am, 6 : 159).


2. Perjalanan ’Ulama menuju kesepakatan dunia.

Merupakan perintah mutlak, sebagai poros perjalanan Islam dan umat Islam ke depan (QS Al Baqarah, 2 : 208).


3. Perjalanan Mudzakarah ’Ulama

Merupakan proses pengkondisian sebagai pemegang amanah para rasul bagi penggelaran perintah yang ditetapkan Allah SWT terhadap 5 Rasul Pilihan (QS Asy Syura, 42 : 13), dan sebagai pemegang amanah Allah SWT atas makhluk-Nya (QS Fathir, 35 : 27 - 28), sebagai wujud dari isyarat penunjukan Allah SWT kepada Muhammad saw, penutup para Nabi (QS Al Ahzab, 33 : 40) dan sebagai Rasul atas seluruh umat berbagai bangsa di dunia (QS As Saba’, 34 : 28).


Inilah kajian ringkas panduan Al Qur-an di dalam menuju Daulah Islam Dunia.


Mubarki

Gbcm.0908026